Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Cerita Rakyat Indonesia #66: Semangka Emas dan Semangka Lumpur

√ Cerita Rakyat Indonesia #66: Semangka Emas dan Semangka Lumpur - Selamat berjumpa kembali sahabat SMK NEGERI 1 SERI KUALA LOBAM, Senang dapat bertemu anda kembali untuk membahas materi atau artikel √ Cerita Rakyat Indonesia #66: Semangka Emas dan Semangka Lumpur, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. Semoga pembahasan postingan atau artikel kategori Artikel Cerita Rakyat, Artikel Kalimantan Barat, yang kami tulis ini dapat anda pahami. Tanpa memperpanjang basa-basi lagi, kami sampaikan selamat membaca.

Seberapa dalam artikel √ Cerita Rakyat Indonesia #66: Semangka Emas dan Semangka Lumpur ini dapat kami bahas dan jabarkan kepada anda, kiranya tidak mengurangi makna. Kami hanya berpesan kepada pembaca SMK NEGERI 1 SERI KUALA LOBAM, jadikan artikel kami ini sebagai materi tambahan. Jika masih kurang lengkap, pembaca dapat menambah wawasan dengan mencari artikel serupa diblog lainnya atau menanyakan langsung kepada pakar yang mahir dengan masalah √ Cerita Rakyat Indonesia #66: Semangka Emas dan Semangka Lumpur. Selamat menambah wawasan!

√ Cerita Rakyat Indonesia #66: Semangka Emas dan Semangka Lumpur

Cerita rakyat yang kali ini mau saya kisahkan bertajuk "Semangka Emas dan Semangka Lumpur". Ini cerita rakyat berasal dari Kalimantan Barat. Cerita rakyat ini mengisahkan tentang seorang pelit dan seorang yang pemurah. Namun, sebelumnya, saya ingin menginformasikan bahwa di blog ini sudah ada dongeng rakyat indonesia lainnya, yaitu cerita rakyat Keong Mas dan cerita rakyat Timun Mas. Bagaimana sambungan cerita rakyat ini selanjutnya?

***

Syahdan, pada zaman dulu, hiduplah seorang saudagar kaya, yang karena, sudah merasa senja, membuat surat wasiat untuk kedua anaknya, yaitu Darmawan dan Muzakir. Supaya jika kelak ia tiba-tiba meninggal, kedua anaknya tidak berebut hartanya sehingga menimbulkan permusuhan di antara mereka.

Setelah warisan itu diumumkan pembagiannya, Muzakir segera membeli sebuah peti besi untuk menyimpan semua harta warisannya. Apabila, ada seorang miskin datang meminta makan, Muzakir langsung mengibaskan tangannya. Atau jika mulutnya sedang usil, dikata-katailah orang miskin itu hingga malu. Maklum saja, sifat Muzakir memang kikir, pelit, bin medit. Ia tidak mau hartanya terbagi dengan orang lain.

Tidak seperti Darmawan. Adiknya satu ini berbeda seratus delapan puluh derajat dari Muzakir, kakaknya. Darmawan memiliki hati yang baik. Ia pemberi, tidak kikir. Semua orang miskin yang datang meminta makan di rumahnya pasti disambut dengan tangan terbuka. Karena itu, banyak orang menyukai Darmawan.

***

Suatu saat, Darmawan menemukan seekor burung yang terluka di jendela kamarnya. Dengan penuh iba dan kasih, Darmawan mengambil burung itu untuk diobati. Selama beberapa hari, Darmawan merawat burung terluka dengan penuh tanggung jawab, hingga akhirnya burung itu sembuh dan bisa terbang kembali. Ketika dilepas, burung itu kembali dan membawa sebuah biji yang diletakkan di depan Darmawan.

“Inikah caramu berterima kasih padaku?” tanya Darmawan, diikuti anggukan kecil burung itu. “Kalau begitu, aku menerima biji ini sebagai ucapan terima kasihmu.” Burung kecil itu pergi.

Darmawan menanam biji itu di belakang rumah. Dan menanamnya. Dalam beberapa bulan, biji itu tumbuh menjadi pohon semangka. Sayangnya, yang berbuah hanya satu saja. Tapi, Darmawan tidak memikirkan hal tersebut. Ia tetap bersyukur dengan satu buah semangka itu.

Lalu, ia membelahnya dan tampaklah emas murni berbentuk pasir. Darmawan terkejut, tapi ia segera ingat si burung kecil. Setelah itu, Darmawan membeli sepetak tanah dan membangun

Ia bukannya jadi pelit, melainkan tambah pemberi. Dan makin kaya.

***

Muzakir iri melihat adiknya tambah sukses. Ia pun bertanya pada Darmawan rahasia kesuksesannya, yang diceritakan oleh Darmawan dengan gambling. Maka, Muzakir memerintahkan pada orang-orangnya untuk mencari burung terluka. Tapi, tidak seorang pun dari orang-orangnya menemukannya.

Timbul penyakit licik Muzakir. Ia mengakali seekor burung supaya terluka sayapnya. Kemudian, merawatnya hingga sembuh. Dan seperti cerita Darmawan yang mendapat satu biji semangka, Muzakir pun diberi satu biji oleh si burung.

Muzakir senang dan menanamnya. Beberapa waktu berikutnya, pohon semangka itu berbuah. Sama buahnya hanya satu. Muzakir memerintahkan orangnya untuk membawa semangka ke hadapannya. Namun, menyuruh mereka mundur, untuk kemudian ia sendiri yang akan membelahnya dengan parang. Muzakir bersiap dengan parang di tangan kanannya, lalu sekali tebas terbelahlah semangka itu.

Tapi, yang keluar dari buah semangka itu bukanlah emas, melainkan lumpur hitam berbau busuk yang menyemprot ke muka dan tubuh Muzakir. Membuat ia bau. Orang-orang yang melihat aksi Muzakir hanya tertawa terpingkal-pingkal melihat apa yang terjadi pada orang pelit itu.

***

Demikian, cerita rakyat berjudul “Semangka Emas dan Semangka Lumpur”. Semoga kita semua mengambil pelajaran dari cerita anak di atas.


Penutup Artikel √ Cerita Rakyat Indonesia #66: Semangka Emas dan Semangka Lumpur

Demikian artikel √ Cerita Rakyat Indonesia #66: Semangka Emas dan Semangka Lumpur kali ini, semoga bisa memberi manfaat untuk anda semua pembaca blog SMK NEGERI 1 SERI KUALA LOBAM. Allright, sampai jumpa pada postingan artikel lainnya.

Baru saja anda membaca artikel √ Cerita Rakyat Indonesia #66: Semangka Emas dan Semangka Lumpur dengan alamat link https://smkn1serikualalobam.blogspot.com/2010/01/cerita-rakyat-indonesia-66-semangka.html

Artikel √ Cerita Rakyat Indonesia #66: Semangka Emas dan Semangka Lumpur ini kami arsipkan pada kategori Cerita Rakyat Kalimantan Barat.

Post a Comment for "√ Cerita Rakyat Indonesia #66: Semangka Emas dan Semangka Lumpur"