Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√ Cerita Rakyat Indonesia #12: Dongeng Naga Sabang dan Dua Raksasa Seulawah

√ Cerita Rakyat Indonesia #12: Dongeng Naga Sabang dan Dua Raksasa Seulawah - Selamat berjumpa kembali sahabat SMK NEGERI 1 SERI KUALA LOBAM, Senang dapat bertemu anda kembali untuk membahas materi atau artikel √ Cerita Rakyat Indonesia #12: Dongeng Naga Sabang dan Dua Raksasa Seulawah, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. Semoga pembahasan postingan atau artikel kategori Artikel Cerita Rakyat, Artikel Nanggroe Aceh Darusalam, yang kami tulis ini dapat anda pahami. Tanpa memperpanjang basa-basi lagi, kami sampaikan selamat membaca.

Seberapa dalam artikel √ Cerita Rakyat Indonesia #12: Dongeng Naga Sabang dan Dua Raksasa Seulawah ini dapat kami bahas dan jabarkan kepada anda, kiranya tidak mengurangi makna. Kami hanya berpesan kepada pembaca SMK NEGERI 1 SERI KUALA LOBAM, jadikan artikel kami ini sebagai materi tambahan. Jika masih kurang lengkap, pembaca dapat menambah wawasan dengan mencari artikel serupa diblog lainnya atau menanyakan langsung kepada pakar yang mahir dengan masalah √ Cerita Rakyat Indonesia #12: Dongeng Naga Sabang dan Dua Raksasa Seulawah. Selamat menambah wawasan!

√ Cerita Rakyat Indonesia #12: Dongeng Naga Sabang dan Dua Raksasa Seulawah


Pada suatu masa saat pulau Andalas masih terpisah menjadi dua pulau yaitu pulau bagian timur dan pulau bagian barat, kedua pulau ini di pisahkan oleh selat barisan yang sangat sempit. Di selat itu tinggallah seekor naga bernama Sabang. Pada masa itu di kedua belah pulau tersebut berdiri dua buah kerajaan bernama Kerajaan Daru dan Kerajaan Alam.

Kerajaan Daru dipimpin oleh Sultan Daru berada di pulau bagian timur dan kerajaan Alam dipimpin oleh Sultan Alam berada di pulau bagian barat. Sultan Alam sangat adil dan bijaksana kepada rakyatnya dan sangat pintar berniaga sehingga kerajaan Alam menjadi kerajaan yang makmur dan maju. Sedangkan, Sultan Daru sangat kejam kepada rakyatnya dan suka merompak kapal-kapal saudagar yang melintasi perairannya.

Sudah lama Sultan Daru iri kepada Sultan Alam dan sudah sering pula dia berusaha menyerang kerajaan Alam. Namun, selalu dihalangi oleh Naga Sabang. Sehingga, keinginannya menguasai kerajaan Alam yang makmur tidak tercapai.

Maka pada suatu hari dipanggillah penasihat kerajaan Daru bernama Tuanku Gurka, “Tuanku Gurka, kita sudah sering menyerang Kerajaan Alam tetapi selalu dihalangi oleh naga Sabang, coba engkau cari tahu siapa orang yang bisa mengalahkan Naga itu,” perintah Sultan Daru.

“Yang mulia, Naga Sabang adalah penjaga selat Barisan.Kalau naga itu mati makan kedua pulau ini akan menyatu karena tidak ada makhluk yang mampu merawat penyangga diantara kedua pulau ini selain naga itu,” jelas Tuanku Gurka.

“Aku tidak peduli kedua pulau ini menyatu, aku ingin menguasai kerajaan Alam”, jelas Sultan Daru.

“Ada dua raksasa bernama Seulawah Agam dan Seulawah Inong, mereka sangat sakti”, kata Tuanku Gurka.

“Seulawah Agam memiliki kekuatan yang sangat besar sedangkan Seulawah Inong mempunyai pedang geulantue yang sangat cepat dan sangat tajam”, tambah Tuanku Gurka.

Maka tak lama kemudian datanglah kedua raksasa tersebut menghadap Sultan Daru untuk menyampaikan kesangupan mereka bertarung menghadapi naga Sabang. Tak lama kemudian dikirimlah utusan kepada naga Sabang untuk memberi tahu bahwa kedua raksasa itu akan datang bertarung dengannya.

Naga Sabang sedih mendengar berita tersebut dan segera menghadap Sultan Alam, “Sultan Alam sahabatku, sudah datang orang suruhan Sultan Daru kepadaku membawa pesan bahwa dua raksasa Seulawah Agam dan Seulawah Inong akan datang melawanku,” Jelas sang Naga kepada Sultan Alam.

“Mereka sangat kuat, aku khawatir akan kalah,” kata sang Naga.

“Kalau saja aku terbunuh maka kedua pulau ini akan menyatu, bumi akanberguncangan keras dan air laut akan surut,maka surulah rakyatmu berlari ke gunung yang tinggi, karena sesudah itu akan datang ie beuna, itu adalah gelombang yang sangat besar yang akan menyapu daratan ini,” pesan sang Naga.

Sultan Alam menitikkan air mata mendengar pesan dari naga sahabatnya, "Baiklah sahabatku, aku akan sampaikan pesanmu ini kepada rakyatku."

Maka pada waktu yang sudah di tentukan terjadilah pertarungan yang sengit antara naga Sabang dan kedua raksasa di tepi pantai. Sultan dan rakyat kedua kerajaan menyaksikan pertarungan seru tersebut dari kejauhan. Pada suatu kesempatan raksasa Selawah Inong berhasil menebas pedangnya ke leher sang naga.

Kemudian raksasa Seulawah Agam mengangkat tubuh naga itu dan berteriak,” Weehh!” sambil melemparkan tubuh naga itu sejauh-jauhnya, maka tampaklah tubuh naga itu jatuh terbujur di laut lepas.

Sejenak semua orang terdiam, kemudian sultan Alam berteriak sambil melambaikan tangan ke tubuh naga yang terbujur jauh di tengah laut.

”Sabaaaaang! Sabaaaang! Sabaaang!” panggil Sultan Alam.

“Wahai Sultan Alam, tidak usah kau panggil lagi naga itu! Dia sudah mati... itu ulee leue,” teriak Sultan Daru dari seberang selat sambil menunjukkan ke arah kepala naga Sabang yang tergeletak di pinggir pantai.

Tiba-tiba kedua pulau bergerak saling mendekat dan berbenturan sehingga terjadilah gempa yang sangat keras, tanah bergoyang ke sana-ke mari, tak ada yang mampu berdiri, kedua raksasa sakti jatuh terduduk di pantai.

Tak lama setelah gempa berhenti kemudian air laut surut sehingga ikan-ikan bergeleparan di pantai. Sultan Daru dan rakyatnya bergembira ria melihat ikan-ikan yang bergeleparan mereka segera memungut ikan-ikan tersebut, sedangkan sultan Alam dan rakyatnya segera berlari menuju gunung yang tinggi sesuai pesan dari naga Sabang.

Tak lama kemudian datanglah gelombang yang sangat besar menyapu pulau Andalas. Sultan Daru dan rakyatnya yang sedang bergembira dihantam oleh gelombang besar itu, kedua raksasa sakti juga dihempas oleh gelombang besar sampai jauh ke daratan. Rumah-rumah hancur, hewan ternak mati bergelimpangan, sawah-sawah musnah, desa dan kota hancur berantakan. Sedangkan, Sultan Alam dan rakyatnya menyaksikan kejadian mengerikan tersebut dari atas gunung yang tinggi.

Sejak saat itu pulau Andalas menyatu di bawah pimpinan sultan Alam yang adil dan bijaksana. Mereka membangun kembali desa-desa dan kota-kota yang hancur, kemudian Sultan Alam membangun sebuah kota kerajaan di dekat bekas kepala naga, kota itu di beri nama Koeta Radja dan pantai bekas kepala naga itu di sebut Ulee leue (kepala ular). Sedangkan tempat kedua raksasa sakti itu terkubur diberi nama Seulawah Agam dan Seulawah Inong. Sedangkan pulau yang tebentuk dari tubuh naga di sebut pulau Weh (menjauh) atau pulau Sabang.

Ditulis ulang oleh: Wildan Seni | wildanseni @yahoo.com


Penutup Artikel √ Cerita Rakyat Indonesia #12: Dongeng Naga Sabang dan Dua Raksasa Seulawah

Demikian artikel √ Cerita Rakyat Indonesia #12: Dongeng Naga Sabang dan Dua Raksasa Seulawah kali ini, semoga bisa memberi manfaat untuk anda semua pembaca blog SMK NEGERI 1 SERI KUALA LOBAM. Allright, sampai jumpa pada postingan artikel lainnya.

Baru saja anda membaca artikel √ Cerita Rakyat Indonesia #12: Dongeng Naga Sabang dan Dua Raksasa Seulawah dengan alamat link https://smkn1serikualalobam.blogspot.com/2010/01/cerita-rakyat-indonesia-12-dongeng-naga.html

Artikel √ Cerita Rakyat Indonesia #12: Dongeng Naga Sabang dan Dua Raksasa Seulawah ini kami arsipkan pada kategori Cerita Rakyat Nanggroe Aceh Darusalam.

Post a Comment for "√ Cerita Rakyat Indonesia #12: Dongeng Naga Sabang dan Dua Raksasa Seulawah"