√ Kasihan, Pencetakan Buku Sekolah Elektronik Dibebankan Siswa
√ Kasihan, Pencetakan Buku Sekolah Elektronik Dibebankan Siswa - Selamat berjumpa kembali sahabat SMK NEGERI 1 SERI KUALA LOBAM, Senang dapat bertemu anda kembali untuk membahas materi atau artikel √ Kasihan, Pencetakan Buku Sekolah Elektronik Dibebankan Siswa, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. Semoga pembahasan postingan atau artikel kategori
Artikel Berita Pendidikan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. Tanpa memperpanjang basa-basi lagi, kami sampaikan selamat membaca.
Seberapa dalam artikel √ Kasihan, Pencetakan Buku Sekolah Elektronik Dibebankan Siswa ini dapat kami bahas dan jabarkan kepada anda, kiranya tidak mengurangi makna. Kami hanya berpesan kepada pembaca SMK NEGERI 1 SERI KUALA LOBAM, jadikan artikel kami ini sebagai materi tambahan. Jika masih kurang lengkap, pembaca dapat menambah wawasan dengan mencari artikel serupa diblog lainnya atau menanyakan langsung kepada pakar yang mahir dengan masalah √ Kasihan, Pencetakan Buku Sekolah Elektronik Dibebankan Siswa. Selamat menambah wawasan!
"Menurut pengalaman anak saya, siswa mencetak sendiri soft-file bersama kelompoknya masing-masing, sehingga bukan sekolah yang mencetaknya," tutur Aprilianto selaku sekretaris Dindipora yang 365CeritaRakyatIndonesia kutip dari Radarpekalonganonline (5/11).
Ia juga mengungkapkan, dari rapat terakhir dengan LPPK pusat, keterlambatan pendistribusian buku kurikulum 2013 masih akan terus berlangsung sampai ke semester dua. “Khusus Kota Pekalongan, kami telah berkomunikasi dengan perusahaan rekanan tentang pendistribusian buku semester dua. Jawabannya, tidak jauh beda dengan pusat. Mereka tidak berani memberikan jaminan kepastian soal itu," imbuhnya.
Sementara itu, Dindikpora telah mengirimkan surat pemberitahuan ke pusat bahwa perusahaan rekanan penerbitan di Kota Pekalongan cuma sanggu sediakan 50% buku dari total pesanan. Secara otomatis, hal ini akan berimbas pada tidak maksimalnya penyerapan anggaran. "Ke depan, saya berharap Menteri Pendidikan yang baru (Anies Baswedan, red.) bisa mengatasi problematika yang muncul akibat kurikulum 2013 secara cepat," tandasnya.
Baru saja anda membaca artikel √ Kasihan, Pencetakan Buku Sekolah Elektronik Dibebankan Siswa dengan alamat link https://smkn1serikualalobam.blogspot.com/2010/01/kasihan-pencetakan-buku-sekolah.html
Seberapa dalam artikel √ Kasihan, Pencetakan Buku Sekolah Elektronik Dibebankan Siswa ini dapat kami bahas dan jabarkan kepada anda, kiranya tidak mengurangi makna. Kami hanya berpesan kepada pembaca SMK NEGERI 1 SERI KUALA LOBAM, jadikan artikel kami ini sebagai materi tambahan. Jika masih kurang lengkap, pembaca dapat menambah wawasan dengan mencari artikel serupa diblog lainnya atau menanyakan langsung kepada pakar yang mahir dengan masalah √ Kasihan, Pencetakan Buku Sekolah Elektronik Dibebankan Siswa. Selamat menambah wawasan!
√ Kasihan, Pencetakan Buku Sekolah Elektronik Dibebankan Siswa
Gara-gara pendistribusian buku kurikulum 2013 telat, buku sekolah elektronik diminta untuk dicetak sebagai solusi atas keterlambatan distribusi buku. Pihak sekolah pun melakukan penggandaan secara mandiri, yang sayangnya beberapa sekolahan membebankan biaya cetaknya kepada siswa, bukannya menggunakan dana BOS."Menurut pengalaman anak saya, siswa mencetak sendiri soft-file bersama kelompoknya masing-masing, sehingga bukan sekolah yang mencetaknya," tutur Aprilianto selaku sekretaris Dindipora yang 365CeritaRakyatIndonesia kutip dari Radarpekalonganonline (5/11).
Ilustrasi by malili-tekno-software |
Ia juga mengungkapkan, dari rapat terakhir dengan LPPK pusat, keterlambatan pendistribusian buku kurikulum 2013 masih akan terus berlangsung sampai ke semester dua. “Khusus Kota Pekalongan, kami telah berkomunikasi dengan perusahaan rekanan tentang pendistribusian buku semester dua. Jawabannya, tidak jauh beda dengan pusat. Mereka tidak berani memberikan jaminan kepastian soal itu," imbuhnya.
Sementara itu, Dindikpora telah mengirimkan surat pemberitahuan ke pusat bahwa perusahaan rekanan penerbitan di Kota Pekalongan cuma sanggu sediakan 50% buku dari total pesanan. Secara otomatis, hal ini akan berimbas pada tidak maksimalnya penyerapan anggaran. "Ke depan, saya berharap Menteri Pendidikan yang baru (Anies Baswedan, red.) bisa mengatasi problematika yang muncul akibat kurikulum 2013 secara cepat," tandasnya.
Penutup Artikel √ Kasihan, Pencetakan Buku Sekolah Elektronik Dibebankan Siswa
Demikian artikel √ Kasihan, Pencetakan Buku Sekolah Elektronik Dibebankan Siswa kali ini, semoga bisa memberi manfaat untuk anda semua pembaca blog SMK NEGERI 1 SERI KUALA LOBAM. Allright, sampai jumpa pada postingan artikel lainnya.
Baru saja anda membaca artikel √ Kasihan, Pencetakan Buku Sekolah Elektronik Dibebankan Siswa dengan alamat link https://smkn1serikualalobam.blogspot.com/2010/01/kasihan-pencetakan-buku-sekolah.html
Artikel √ Kasihan, Pencetakan Buku Sekolah Elektronik Dibebankan Siswa ini kami arsipkan pada kategori Berita Pendidikan.
Post a Comment for "√ Kasihan, Pencetakan Buku Sekolah Elektronik Dibebankan Siswa"